Melambungnya minat pasar itu tak urung memberi dorongan semangat bagi pekerja perusahaan rumahan atau home industri pembuat Soga yang banyak ditemui di Gresik.
Salah satu pembuat songkok Soga di JL Faqih Usman Gg XV Gresik, M Yazid, menyatakan songkok Soga sudah memiliki pasar tersendiri karena cirinya yang khas. Sehari-hari Yazid bersama rekan dan saudara-saudaranya memproduksi sendiri songkok yang memiliki hiasan dari lukisan tangan itu. Ia sendiri bertugas sebagai pembuat lukisan motif di permukaan songkok.
Sehari-hari home industri di kawasan Kroman itu bisa memproduksi setengah kodi songkok soga perhari. Di masa bulan ramadan produksi bisa ditingkatkan dua kali lipat.
Produksi songkok Soga sangat terbatas karena produksinya dilakukan langsung dengan ketrampilan tangan pekerjanya. Keterbatasan itu terutama dalam hal proses pembuatan motif gambar atau lukisan di permukaan songkok yang dikerjakan dengan tangan pengrajin.
“Kalau produksi kopyah (songkok) dalam dua hari bisa dapat lima kodi tapi untuk melukisnya cuma bisa setengah kodi per hari,” ungkap Yazid. Yazid biasa melukis sendiri motif hiasan songkok menggunakan bahan pewarna cat karet yang dimasukkan alat sederhana berupa tube bekas pasta gigi. Tidak ada alat mesin yang digunakan untuk membantu membuat motif hiasan songkok.
Istilah songkok Soga berkembang di kalangan masyarakat sendiri sebagai julukan jenis songkok yang memiliki hiasan motif dari lukisan tangan.
Lukisan tangan itu menjadi pemanis tampilan dengan motif beragam, melingkari songkok. Ada banyak motif lukisan yang bisa digambarkan ke permukaan songkok. “Kami inovasi terus, kalau dihitung motif yang sudah dibuat mungkin sudah ratusan, kami juga bisa membuat motif sesuai pesanan,” terang Yazid.
Harga sebuah soga relatif murah jika dibandingkan dengan proses pembuatannya yang detail. Pembeli cukup mengeluarkan dana berkisar antara Rp35.000 sampai Rp 60. 000 untuk mendapat sebuah soga.
Industri rumahan tempat Yazid berkarya merupakan produsen soga dengan merk Asparagus, Kharisma Samarinda dan Greesee. Usaha yang digawangi empat pengrajin jahitan songkok dan lima orang pelukis songkok itu dalam sebulan setidaknya bisa melempar produk hingga 50 kodi ke pasar. Selain di Gresik produk mereka juga menyuplai pasar Surabaya hingga Kalimantan.
“Pasar untuk produk kami masih tetap akan terbuka karena produk ini memang khas dan kami juga tidak terlalu ingin menguasai pasar karena kemampuan produksi ya seperti ini, tidak bisa dipacu seperti mesin,” ujar Yazid optimis.
(Sumber: http://www.surya.co.id/2011/08/09/soga-songkok-gambar-yang-banyak-disuka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Jangan lupa berkomentar ya......